PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DALAM PERSPEKTIF Al-QURAN DAN HADIST
Oleh: Najamuddin, S.Ag,M.Ag
Abstraksi
Ada beberapa terminologi yang dipakai al-quran dalam membicarakan anak. Setidaknya kata ibn, walad, shobiyyun, thiflun,dan satu kata lagi secara implisit bermakna anak yakni dzurriyah . Al-qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam memuat berbagai petunjuk. Satu diantaranya pendidikan yang harus diberikan kepada anak terutama saat kelahiran. Pendidikan tersebut berupa; pendidikan tauhid, syukur, kesehatan dan kecerdasan.
Key Words : pendidikan, anak usia dini.
A. Pendahuluan
Ada beberapa istilah yang umum digunakan dalam pendidikan Islam, yaitu al-tarbiyat dan al-ta’lim ,kedua kata tersebut dipakai dalam Al-qur’an. Istilah ketiga yaitu al-ta’dib dapat ditemukan dalam Hadist Nabi. Adapun istilah yang keempat adalah al-riyadhoh yang satu ini hanya dipakai oleh Imam Al-Ghazali.
Dari berberapa defenisi yang dikemukakan oleh pakar dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan Islam paling tidak mencakup tiga ranah; kognitif, afektif dan psikomotor yang dilakukan dengan pengajaran, pendidikan, dan pelatihan.
B. Pembahasan
1. Anak dalam Perspektif Al-Qur’an.
Paling tidak ada lima istilah yang dipakai Al-qur’an dalam menceritakan anak, yaitu ibn,al-walad,shobiyyun,dan thiflun. Ibn bentuk jamaknya adalah abna’. Menurut Al-Ashfahani, kata ibn diartikan sebagai suatu yang dilahirkan. Kata ibn di dalam Al-qur’an disebut 35 kali yang tersebar di dalam beberapa surah dengan arti yang berbeda sesuai dengan konteks kalimatnya. Pada umumnya kata ibn di dalam Al-qur’an mengacu pada status anak, baik disandarkan kepada nama bapak, nama Tuhan (Allah), ataupun sebutan lainnya. (Dr. Sahabuddin, MA.,2007)
Kata al-walad dengan segala derivasinya disebutkan sebanyak 102 kali dalam Al-qu’an dengan makna-makna yang berbeda sesuai dengan bentuknya. Ada 4 bentuk yang bermakna anak dalam Al-qur’an. Bentuk pertama yaitu al-walad:anak laki-laki, jamaknya adalah aulad yang pengertian dan penggunaannya tidak banyak berbeda
http://sumut.kemenag.go.id
dengan kata al-ibn. Bentuk kedua yaitu walidan (waktu masih anak-anak) disebut hanya sekali dalam Al-qur’an, yaitu dalam QS. Asy-Syu’ara’ 26:28. Bentuk ketiga yaitu al-wildan (anak-anak/anak-anak muda) disebutkan sebayak enam kali dalam Al-qur’an, empat kali dalam arti ‘anak-anak’ yaitu dalam QS. An-Nisa 4:75,98 dan 127, serta QS. Al-Muzzammil 73:17, sedangkan dalam QS. Al-Waqi’ah 56:17 dan QS. Al-Insan 76:19, keduanya berarti ‘anak-anak muda’; yaitu pelayan-pelayan surga dari anak-anak muda yang tetap muda selama-lamanya. Bentuk keempat yaitu maulud (yang dilahirkan/anak) terulang sebanyak tiga kali, yaitu dalam QS. Al-Baqarah 2:233 (dua kali) dan QS. Luqman 31:33. Ketiga kata maulud tersebut mempunyai arti yang berbeda, bergantung pada kata yang menyertai di belakangnya, seperti maulud yang berarti ayah/bapak karena disertai kata lahu yaitu dalam QS. Al-Baqarah 2:33, sedangkan dalam QS. Luqman 31:33 berarti anak karena tidak disertai oleh kata tersebut. (Dr. Sahabuddin, MA.,2007)
Penggunaan kata ibn dan walad dengan berbagai derivasinya di atas mempunyai arti anak pada umumnya baik dia masih anak-anak maupun sudah menjadi dewasa alias anak muda.
Selain kedua Istilah di atas Al-qur’an juga memakai kata sobiyyun,dan thiflun baik dalam bentuk tunggal maupun jamak. Kedua istilah ini cenderung berarti anak dengan usia yang masih dini. Kata sobiy dapat kita temukan dalam dua ayat pada surat Maryam;
Hai Yahya, ambillah [899] Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan kami berikan kepadanya hikmah [900] selagi ia masih kanak-kanak, (QS. Maryam;12)
Ibnu Katsir memahami ayat di atas bahwa Yahya putra Zakaria telah diberinya hikmah, ilmu dan pengetahuan, dianugerahinya rasa belas kasihan dan rahmat dari sisi Tuhan, disucikannya dari segala dosa selagi ia masih kecil.
Pada ayat yang lain;
Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?"( QS. Maryam; 29 ).
Adapun kata thiflun dalam bentuk tunggal ditemukan pada surat Al-Haj dan Surat An Nur;
…….. ……..
….Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan…, (QS. Al-Haj;5).
http://sumut.kemenag.go.id
... …
….atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita……. (QS. An Nur;31).
Jika kita cermati penggunaan istilah di atas dalam beberapa ayat berikut ini, maka penggunaan kata walad cendrung berkonotasi negatif alias menjadi ancaman bagi kedua orang tua, pemahaman ini dapat kita lihat dalam dua ayat berikut ini;
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.(QS At taubah;55)
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS.Al-anfal;28).
Nada yang lebih ekstrim Allah berfirman;
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu [1479]. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka). Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S.At Thagobun; 14).
Data dilapangan memang menunjukkan adanya relevansi antara dua ayat di atas dengan realitas kehidupan sosial, jika kita mau mencermati prilaku anak-anak kita dewasa ini tanpa harus penulis uraikan data rill di lapangan dalam tulisan ini.
Berbeda dengan kata walad, kata ibn/banun mempunyai makna konotasi positif hal ini dapat ditemukan pada dua ayat berikut ini;
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.(QS. Al-Kahfi;46)
http://sumut.kemenag.go.id
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-furqon;74).
Fakta dan data juga membuktikan bahwa tidak sedikit anak menjadi kebanggaan orang tua dalam berbagai hal, baik itu menyangkut karakternya maupun prestasinya. Sejak usia dini hingga memasuki dunia orang tua sekalipun anak yang bersangkutan dilahirkan dalam taqdir yang kurang menguntungkan dimana orang tuanya dalam kondisi ekonomi lemah dan tidak berprofesi sebagai guru atau profesi terhormat lainnya.
Dalam konteks inilah Tuhan sudah mewanti-wanti bahkan dengan bahasa yang tegas agar para orang tua memberikan perhatian yang serius terhadap anak agar tidak masuk dalam kategori negatif seperti di atas. Perhatian atau perlakuan yang paling efektif untuk menjadikan anak menjadi generasi emas baik di dunia lebih-lebih untuk menghantarkan mereka ke surga adalah pendidikan. Pernyataan Tuhan yang cukup tegas tentang tangggung jawab kita terhadap masa depan anak dapat dilihat pada beberapa ayat berikut;
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS.at-Tahrim:6).
Pada ayat lain Allah berfirman;
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.( An Nisa;9)
كنُّكُىْ زَاعٍ ئََسْئُ لٌْٕ عَ زَعَِّٛخِِّ
“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban
2. Pendidikan Saat Kelahiran sampai Berusia 7 hari
Usia dini adalah saat yang paling strategis untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan terhadap si buah hati, karena masa ini anak sudah dibekali potensi tauhid ketika masih berada dalam rahim sang ibu, sehingga sang belahan jiwa ini berada dalam keadaan suci. Hal ini dapat kita temukan pada ayat berikut ini;
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini
http://sumut.kemenag.go.id
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)", ( Q.S. Al-A’rof; 172)
Ayat di atas mengisyaratkan bahwa setiap bayi yang dilahirkan sudah membawa satu kontrak antara dirinya dengan Sang Khaliq. Setiap bayi bersaksi bahwa Tuhannya hanyalah Allah. Persaksian tersebut akan diabaikan oleh setiap individu yang dilahirkan jika tidak ditopang oleh pendidikan yang efektif dan komprehensif .
Dalam hadis Rasulullah juga ungkapkan;
كمّ ي ن د ٚ ند عم ا نفطس ة فبْ ب إ ٚ د ا اْ ٚ صُّس ا اْ ٚ جًّسب Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (H.R. Bukhori ).
Orang pertama yang paling bertanggung jawab terhadap kontinuitas tauhid anak adalah orang tua.. Maka pendidikan adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan oleh orang tua tanpa dapat ditawar, jika tidak maka anak akan mengingkari fithrahnya selanjutnya akan tumbuh dan berkembang lari dari koridor agama.
Sebuah sya’ir Arab mengatakan bahwa ibu adalah sebuah madrasah bagi anak-anaknya;
ا لاْ وّ يد ز ست ا ذا اْ عد د ح بٓ اْ عد د ث شعبب طّٛب ا لاْ عس ا ق
ا لاْ وّ ز ض ا حع دٓ ا نحٛب بب نسّ اْ ز ق اْ ّٚ بً ا ٚس ا ق
ا لاْ وّ اْ سخب ذ الاْ سب حر ة ا لاْ ن شغهج يب ثس ىْ يد ا لا فب ق
Islam sudah mempunyai konsep yang sangat mulia dan komprehensif sejak anak dalam usia dini sebagai dasar dalam mempersiapkan dan membentuk generasi-generasi potensial dimasa mendatang. Diantaranya Islam menganjurkan pendidikan-pendidikan sebagai berikut ;
a. Mendidik anak untuk bersyukur.
Pendidikan yang dapat dilakukan dalam menyambut kedatangan sibuah hati adalah dengan menyampaikan kabar gembira dan ucapan selamat. Budaya ini disunatkan ajaran Islam bagi seorang muslim untuk menyegerakan ungkapan rasa kabar gembira dan mengucapkan selamat bagi saudaranya yang mendapatkan keturunan. Pendidikan yang ditanamkan dalam hal ini adalah untuk mensyukuri nikmat Allah dan juga untuk memperkuat ikatan persaudaraan dan menyebarkan rasa cinta antar muslim.
Dan Sesungguhnya utusan-utusan kami (Malaikat-malaikat) Telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan:
http://sumut.kemenag.go.id
"Selamat." Ibrahim menjawab: "Selamatlah," Maka tidak lama Kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, Sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth."Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub.(QS.Nuh;69-71).
Pada surat lain Allah berkata pada kisah Nabi Zakariya AS.
Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat[193] (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".(QS. Ali Imran ;39)
Surat lain mengugkapkan :
Hai Zakaria, Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan Dia.( QS. Maryam ; 7)
b. Mendidik anak untuk memiliki tauhid yang benar.
Ketika anak lahir Islam menyunatkan untuk dikumandangkan azan di telinga kanan dan iqomat di telinga kiri. sejak dini anak sudah dididik untuk beriman kepada allah dan Rasulullah serta melakukan ibadah mahdhoh yaitu sholat fardhu. Hal ini juga merupakan syi’ar Islam ketika dia memasuki dunia, sebagaimana kalimat tauhid ditalqinkan ketika menjelang akhir hidupnya. Hikmah lain yang terdapat dalam azan dan iqomah ini adalah terusirnya syetan dengan mendengarkan kalimat azan tersebut.
Hadis tentang mengazankan;
ع ا ب عبب س زضٙ ا لله ع بًُٓ اْ ا ن بُّّٙ صهّ ا لله عهٛ سهّى اْ ذّ فٙ اْ ذ ا نحس ب عُهٙ ٚ وٕ نٔد اْ لبو
فٙ اْ ذ ا نٛسسٖ
Jika tauhid anak tidak duduk sejak kecil, maka akan berpengaruh pada usia remajanya dan akan dikhawatirkan berakibat pada syirik, sementara doasa syrik tidak akan diampuni Tuhan. Allah berfirman dalam al-qur’an;
http://sumut.kemenag.go.id
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar( QS.an-Nisa’:47)
Rasulullah juga bersabda;
ا فخح إ عه صبٛب كَى اْ ل كه تً لا إ ن إ لاّ ا لله
Mulailah bacaan kepada anak-anak kamu kalimat pertama dengan La Ilaha Illallah. ( H. R. Al-Hakim).
c. Mendidik anak agar sehat dan cerdas
Agar anak menjadi sehat dan cerdas, seorang ibu harus memperhatikan makanan, minuman yang halal, bergizi, dan berprotein. Salah satu yang dianjurkan untuk dilakukan adalah memberikan air susu ibu (ASI). Allah berfirman;
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.(QS.al-Baqoroh:233)
Apakah rahasia dibalik masa penyusuan selama dua tahun ? Mengapa tidak satu tahun atau lebih dari dua tahun? menurut Al Manar dalam tafsirnya bahwa masa dua tahun ini adalah momentum pewarisan kecerdasan intelektual, hal ini juga diperkuat oleh seorang cendekiawan Prof. Dr. Andi hakim Nasution dalam buku pengantar ke filsafat sains.
d. Mendidik anak untuk mempunyai pisik yang prima.
Disunatkan bagi ibu untuk mengunyah kurma kemudian meletakkan sebagian kunyahan kurma kepada jari dan memasukkannya kepada mulut bayi serta menggerakkannya ke kanan dan ke kiri dengan lembut (padaihon). Tujuannya adalah untuk menguatkan otot mulut bayi dengan menggerakkan lidah bersama kunyahan dan
http://sumut.kemenag.go.id
tulang rahang bawah dengan jilatan sampai si bayi menyusui. ( Abdullah nasih ulwan,1994;77).
Dalil hadis lih. Kitab Nasih Ulwan
ع اْ بٙ ي س ز ضٙ ا لله ع لب ل : ند نٙ غلا و فبْ حٛج ب ا ن بُّّٙ صمّ ا لله عهٛ سهّى فس بًّ ا بسا ْٛى , ح كُ بخ سً ة, دعب ن بب نبس كت, د فع ا نٙ
Menurut pendapat Prof. Dr. Aznan Lelo bahwa nutrisi dari dua biji kurma sebanding dengan satu piring nasi secara umum ( Ceramah puasa dan kesehatan di TVRI). Secara kesehatan hal ini sangat penting bagi si bayi. Inilah barang kali rahasia kenapa kurma disunnahkan untuk dicicipi kali pertama pada buka puasa.
e. Mendidik anak untuk memiliki jasmani yang sehat dan peduli sosial.
Untuk mewujudkan ini Islam menyunatkan mencukur rambut bayi (sebagai symbol) pada hari ke tujuh disertai dengan sedekah atau kenduri masyarakat yang disertai dengan penabalan nama. Anjuran ini didapat pada hadis berikut;
حر بح ع فٙ ا نٛ و ا نسّب بع ٚحهك ز اْ س ٚس . ز ا اْ ح دً ا نخس ير Disembelihkan kambing untuknya pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Cukur rambut adalah symbol untuk menyehatkan sang bayi, masih banyak yang dapat dilakukan oleh orangtua agar anak sehat.
C. Kesimpulan
Minimal empat terminologi anak dalam al-quran;ibn, walad, shobiyyun, dan thiflun.keempat terminologi ini mempunyai konotasi yang berbeda.kata ibn cendrung positif sementara kata walad berkonotasi sebaliknya. Kata shobiyyun dan thiflun bermakna netral.
Ada beberapa pendidikan yang harus diberikan kepada anak sejak lahir sampai berusia tujuh hari yakni; bersyukur, bertauhid(dengan mengazankan), pendidikan jasmani (fisik yang kuat), kesehatan, dan kecerdasan.
D. Rekomendasi
Direkomendasikan kepada Guru RA, Guru Matpel Al-Qur,an Hadist dan penyelenggara kedua jenis diklat tersebut.
http://sumut.kemenag.go.id
DAFTAR PUSTAKA
Amini, Ibrahim, Ta’lim wa Tarbiyat, terj. Ahmad Subandi dan Salman Fadhlullah,Agar Tak Salah Mendidik, (Jakarta; Al-Huda) 2006
Al-Iman al-Bukhori al-Ja’fary, Sahih al-Bukhari, jilid ke-7, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah),1992 M
An- Naisyabury, Iman al-Qusyairy, Risalah Qusyairiyah: Induk Ilmu Tasauf, (Jakarta: Risalah Gusti), 1997
Elfiky, Ibrahim, Quwwat al-Tafkir, Terj. Khalifurrahman n Taufik Damas, Terapi Berpikir Positif,(Jakarta; PT. Ikrar Mandiri Abadi),2010.
Jalaluddin, Teologi Pendidikan,( Jakartaa; PT. Raja Grafindo), 2001
Jawad Nurbakhsy, Psikologi sufi, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru) 1992
Katsir, Ibnu, Tafsir Ibnu Katsir, terj. H. Salim Bahreisy dan H.Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir,jilid 5, (Kuala Lumpur:Victory Agencie),2003
langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: al-Husna Zikra), 2000
Muhammad, Ahsin Sakho dkk (Ed.), Ensiklopedi Al-Qur’an, ( Jakarta; PT. Kharisma Ilmu), 2007.
Muhaimin, Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya,(Bandung;Trigenda karya), 1993.
Nasih Ulwan, Abdullah, Tarbiyatul Awlad Fi Al-Islam,( Mesir; Darussalam),1994
Mahmud Yunus, At Tarbiyatu wa At Ta’lim (Gontor;Trimurti), tt
Tauhid, Zainuri dkk (Ed), Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Pandangan Islam, (Jakarta; MUI),2005
Thalib,M, 50 Pedoman Mendidik Anak Menjadi Shalih,( Bandung; Irsyad Baitus Salam),1998.
http://sumut.kemenag.go.id
Jumat, 28 Februari 2014
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Oleh: Arumi SavitriFatimaningrum, S. Psi.
1. DEFINISI
Pendidikan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991):
proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan (Poerbakawatja & Harahap):
Usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu
diartikan sebagai kemampuan untuk bertangung jawab terhadap segala perbuatannya.
Pendidikan tergantung dari masing-masing individu, meski begitu bisa ditarik kesimpulan
bahwa ada kesamaan tujuan dari pendidikan, yaitu adanya perubahan tingkah laku dari
suatu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan yang lebih maju, atau
mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh individu agar menjadi maksimal.
Pendidikan dapat juga diartikan sebagai usaha yang sadar, sengaja, dan bertanggung jawab
yang dilakukan pendidik ke anak didik agar meningkat ke taraf yang lebih maju.
Pendidikan sebagai suatu produk meliputi semua perubahan yang berlangsung sebagai
hasil partisipasi individu dalam pengalaman-pengalaman belajar.
Psikologi Pendidikan: Psikologi yang mempelajari penggunaan psikologi dalam masalah
pendidikan.
Witherington:
studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
pendidikan manusia.
Crow & Crow:
memberikan gambaran dan penerapan tentang pengalaman-pengalaman belajar seorang
individu sejak dilahirkan s/d usia tua. Pokok persoalannya adalah keadaan-keadaan yang
dapat digunakan untuk mempelajari belajar.
Sumadi Suryabrata:
pengetahuan psikologi mengenai anak didik dalam situasi pendidikan.
Sri Partini Suardiman:
ilmu pengetahuan yang memnyelidiki gejala-gejala kejiwaan individu dalam situasi
pendidikan.
Psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
segi-segi psikologi dalam situasi pendidikan.
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari
penerapan teori-teori psikologi dalam bidang pendidikan.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
2. RUANG LINGKUP
Glenn M. Blair:
1. Pertumbuhan dan perkembangan pada umumnya
2. Psikologi anak
3. Kesehatan mental guru dan murid
4. Kecerdasan
5. Individual differences
6. Hakekat perbuatan belajar
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar
8. Masalah-masalah dalam transfer of learning
9. Tes dan soal penilaian dan pengukuran
10. Teori dasar tentang motivasi
11. Arti motivasi dalam pengajaran
12. Perkembangan sosial dan emosional
3. PERAN & SUMBANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Menurut Crow&Crow, pendidikan terdiri dari:
1. Pendidikan Informal
Didapat dari belajar yang secara relative kurang atau tanpa disadari, yang
berlangsung bebas menyertai kehidupan sehari-hari.
2. Pendidikan Formal
Didapat dari belajar yang mempergunakan program terencana, biasanya disebut
pendidikan sekolah.
Psikologi Pendidikan di sekolah berusaha memecahkan masalah-masalah sbb:
a. pengaruh pembawaan dan lingkungan atas belajar;
b. teori dan proses belajar;
c. hubungan antara taraf kematangan dan taraf kesiapan belajar;
d. individual differences dan pengaruhnya terhadap hasil pendidikan;
e. perubahan batiniah yang terjadi selama belajar;
f. hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar;
g. teknik evaluasi yang efektif atas kemajuan yang dicapai anak didik;
h. perbandingan hasil pendidikan formal dan informal atas individu;
i. nilai sikap ilmiah terhadap pendidikan yang dimiliki para petugas pendidikan
(guru); dan
j. pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterima. (Suryabrata,
1988)
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
PERBEDAAN INDIVIDU
(INDIVIDUAL DIFFERENCES)
1. Pengertian Perbedaan Individu
Keunikan yang ada pada masing-masing individu yang akan membedakan cara
berpikir, berperasaan, dan bertindak. Tidak ada individu yang sama dengan individu
lain, sekalipun kembar identik.
2. Sumber Perbedaan Individu
a. Faktor Bawaan
Yaitu faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetik
orang tuanya.
Proses ini dimulai sejak masa konsepsi (pembuahan), + 280 hari sebelum
kelahiran.
Pada masing-masing sel reproduksi terdapat 23 pasang kromosom.
Kromosom adalah partikel seperti benang yang masing-masing di dalamnya
terdapat untaian partikel yang sangat kecil (= gen).
Gen adalah pembawa ciri bawaan yang diwariskan orang tua kepada
keturunannya. Jumlah gen dalam genome (= kumpulan gen) sekitar 60.000 –
150.000. Masing-masing gen mengandung potensi ciri bawaan fisik dan mental.
Mempengaruhi: bentuk tubuh, kekuatan fisik, kecerdasan.
b. Faktor Lingkungan
· Status Sosial Ekonomi Orang tua
- tingkat pendidikan orang tua
- pekerjaan orang tua
- penghasilan orang tua
Berimplikasi pada perbedaan aspirasi orang tua terhadap pendidikan
anak, aspirasi anak tehadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan
pada anak, dan waktu yang disediakan untuk anak-anaknya.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
· Pola Asuh Orang tua
- Otoriter: menekankan pada pengawasan orang tua pada anak
untuk mendapatkan ketaatan atau kepatuhan.
Ortu bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung
mengekang keinginan anak.
Anak menjadi kurang inisiatif, cenderung ragu, dan mudah
gugup. Karena sering mendapat hukuman anak menjadi tidak
disiplin dan nakal.
- Permissive: ortu memberi kebebasan sebanyak mungkin
kepada untuk mengatur dirinya sendiri, anak tidak dituntut
untuk bertanggungjawab, dan tidak banyak dikontrol oleh
ortu.
- Authoritative: adanya hak dan kewajiban ortu dan anak, yang
berarti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung
jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar berdisiplin.
· Budaya
- ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
- sistem sosial: aktifitas dan tindakan berpola dari manusia dan
masyarakat
- benda-benda hasil karya manusia
· Urutan Kelahiran
Disebabkan oleh perbedaan perlakuan dari ortu maupun anggota
keluarga lainnya terhadap anak.
3. Macam-m acam Perbedaan Individu
a. Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender
Jenis kelamin mengacu pada perbedaan biologis antara laki-laki dan
perempuan. Gender merupakan aspek psikososial (dibangun secara sosial
agama) antara laki-laki dan perempuan.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
Perbedaan gender termasuk dalam hal peran, tingkah laku, kecenderungan,
sifat, dan atribut lain yang menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki atau
perempuan dalam kebudayaan yang ada.
Perbedaan gender muncul dari perbedaan cara dalam memperlakukan anak
laki-laki dan perempuan yang dilakukan secara terus menerus, diturunkan
secara kultural, dan terinternalisasi menjadi kepercayaan dari generasi ke
generasi dan diyakini sebagai ideologi.
b. Perbedaan Gender dan Prestasi di Kelas
Hampir tidak ada penelitian yang membuktikan pengaruh perbedaan jenis
kelamin sebagai penentu prestasi di kelas. Perbedaan prestasi antara siswa lakilaki
dan perempuan lebih disebabkan karena faktor sosial dan kultural.
c. Perbedaan Kemampuan
Kemampuan secara sederhana dapat diartikan sebagai kecerdasan.
Kemampuan umum didefinisikan sebagai prestasi komparatif individu dalam
berbagai tugas, termasuk memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas.
Lebih jauh lagi kemampuan juga meliputi kapasitas individu untuk memahami
tugas, menemukan strategi pemecahan yang cocok, serta prestasi individu
dalam sebagian besar tugas-tugas belajar.
Perbedaan kecerdasan dapat dipahami dari perbedaan skor IQ yang
dihasilkan dari tes kecerdasan. Perbedaan kecerdasan manusia mengikuti suatu
distribusi normal, dari 0-200 dengan rata-rata 100. Distribusi IQ yang
digunakan menurut tabel yang dikembangkan oleh Wechsler.
Gifted
Adalah individu yang memiliki IQ di atas 130, sekitar 1% dari
populasi. Anak-anak gifted lebih banyak berasal dari kelas sosial ekonomi
yang tinggi.
Sebagian besar sukses dan berprestasi. Namun sebagian lagi terlibat
dalam perkara kriminal, drop out dini dari sekolah, atau gagal dalam
beberapa pekerjaan. Hal ini disebabkan karena secara emosional kurang
matang atau kurang motivasi dibandingkan yang lain.
Menurut Renzulli ada tiga ciri pokok anak gifted, yaitu:
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
- kemampuan umum di atas rata-rata
- kreatifitas di atas rata-rata
- komitmen terhadap tugas cukup tinggi
Anak-anak gifted beresiko mengalami kesulitan serius di sekolah,
jumlahnya sekitar 5-10% dari total anak gifted. Gejala-gejala dari anak
gifted yang mengalami kesulitan belajar di antaranya adalah:
· menunjukkan hiperaktifitas di sela-sela konsentrasi yang intensif
· mudah terganggu situasi gaduh
· tidak dapat mengingat perintah tiga tahap
· sulit belajar fonem
· sulit mengeja
· sulit belajar fakta-fakta matematis
· minta mengulangi perintah
· tidak mampu mengerjakan tes
· tulisannya tidak terbaca
· tidak menyelesaikan tugas tertulis
· sulit mencatat di kelas
· sulit menyelesaikan tugas-tugas sederhana, tapi bagus dalam
konsep
· tidak merespon remedial dengan baik
· lemah dalam beberapa pelajaran tapi bagus dalam mata pelajaran
lain
Anak-anak gifted perlu mendapat perhatian. Pendidikan harus
disesuaikan atau memusatkan pada kekuatan, minat, dan kapasitas
intelektual mereka yang superior. Untuk anak-anak yang mengalami
kesulitan belajar perlu menggunakan strategi-strategi kompensasi, yang
meliputi teknologi dan komunikasi yang bervariasi.
Retarded
Adalah individu yang memiliki IQ di bawah 70.
Klasifikasi dari Panel Mental Retardasi adalah sebagai berikut:
Mild Retardation (IQ 50-70)
- tidak tampak sebagai anak retarded oleh orang biasa
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
- dapat belajar ketrampilan praktis, membaca atau menghitung
sampai level kelas 6 SD, tapi harus dididik di sekolah luar
biasa bukan sekolah umum
- dapat mencapai ketrampilan sosial dan pekerjaan untuk
pemeliharaan diri tapi dilakukan dengan lamban
- dapat dibimbing untuk penyesuaian sosial
- membutuhkan dukungan dan bimbingan berkala saat
mengalami tekanan ekonomi atau sosial yang tidak biasa
Moderate Retardation (IQ 36-50)
- lambat dalam bergerak dan berbicara
- bisa dilatih mengerjakan tugas-tugas sederhana untuk
menolong diri
- dapat berkomunikasi secara sederhana
- dapat dilatih ketrampilan-ketrampilan tangan sederhana
- mampu berjalan sendiri di tempat-tempat yang dikenal
- tidak mampu merawat diri sendiri
Severe Retardation (IQ 20-35)
- lambat dalam perkembangan motorik
- sedikit atau tanpa kemampuan berkomunikasi
- masih bisa dilatih untuk ketrampilan dasar menolong diri
sendiri
- dapat melakukan aktifitas sehari-hari yang sifatnya rutin dan
berulang
- membutuhkan petunjuk dan pengawasan dalam sebuah
lingkungan yang terlindung
Profound Retardation (IQ di bawah 20)
- memiliki kapasitas minimal dalam fungsi-fungsi sensori
motor
- lambat dalam semua aspek perkembangan
- menunjukkan emosi dasar
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
- mungkin mampu dilatih untuk menggunakan tangan, kaki,
dan rahang
- membutuhkan pengawasan yang ketat dan perawatan
- bicara primitif
- tidak mampu merawat diri
d. Perbedaan Kepribadian
· Model Big Five
- Ekstroversion
- Agreeableness
- Conscientinousness
- Neuroticism atau sebaliknya stabilitas emosi
- Openness to Experience
· Model Brigg-Myers (MBTI)
- Ekstraversion (E) vs Introversion (I)
- Sensing (S) vs Intuition (N)
- Thinking (T) vs Feeling (F)
- Judging (J) vs Perceptive (P)
e. Perbedaan Gaya Belajar
Model Feider & Solomon
- Active & Reflective Learners
Active learner Reflective learner
Mendiskusikan, mengaplikasikan,
atau menjelaskan pengetahuannya
pada orang lain
Memikirkan pengetahuan yang
didapatkannya
“Coba dulu dan lihat hasilnya” “Mari pikirkan dahulu”
Belajar dalam kelompok Belajar sendiri
Lebih tekun dalam menulis pelajaran Kurang tekun dalam menulis
pelajaran
- Sensing & Intuitive Learners
Sensing learner Intuitive learner
Suka mempelajari fakta Memilih menemukan kemungkinan
dan hubungan
Menyukai pemecahan masalah
dengan menggunakan cara-cara yang
sudah pasti, tidak menyukai
komplikasi dan kejutan
Menyukai inovasi dan tidak suka
pengulangan
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
Suka pada sesuatu yang rinci,
memiliki ingatan yang bagus
terhadap fakta-fakta, mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan di laboratorium
Bagus dalam menemukan konsepkonsep
baru, lebih nyaman dengan
abstraksi dan formulasi matematik
Lebih praktis dan hati-hati Lebih cepat bekerja dan inovatif
Tidak menyukai kursus atau pelatihan
yang tidak berhubungan dengan
dunia nyata
Tidak menyukai kursus atau
pelatihan menekankan pada ingatan
perhitungan rutin.
- Visual & Verbal Learners
Visual learner Verbal learner
Memiliki ingatan yang bagus
terhadap apa yang dilihatnya:
gambar, diagram, flow chart, film,
dan peragaan
Mudah mengingat kata-kata, baik
tertulis maupun penjelasan lisan
- Sequential & Global Learners
Sequential learner Global learner
Memahami melalui langkah-langkah
yang linier, setiap langkah mengikuti
langkah sebelumnya secara logis
Belajar melalui lompatan-lompatan
besar, menyerap info secara acak
tanpa melihat hubungannya dan
tiba-tiba dapat menemukan
hubungannya
Mencari solusi dengan mengikuti
langkah-langkah yang logis
Mampu memecahkan masalah
kompleks dengan cepat atau
mengumpulkan sesuatu secara
bersama-sama dalam suatu cara
yang baru, tetapi mungkin
mengalami kesulitan dalam
menjelaskannya
4MAT System
- Innovative Learner
(mengalami = merasakan dan merefleksikan)
o Suka berbicara mengenai pengalaman dan
perasaan mereka, bertanya, atau bekerja dalam
kelompok.
o Suka belajar masalah-masalah yang
berhubungan dengan kehidupan nyata, diasuh oleh
guru, diberi jawaban atas pertanyaan “mengapa”.
o Mempercayai pengalaman sendiri dan dapat
melihat situasi baru dari berbagai perspektif.
o Merupakan orang-orang yang penuh ide.
o Dapat mempengaruhi orang lain dan
cenderung emosional.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
- Analytic Learner
(mengkonseptualisasikan = merefleksikan dan memikirkan)
o Berorientasi pada pengetahuan, konseptual,
dan keteraturan.
o Suka belajar dari ceramah-ceramah, bekerja
secara mandiri, serta mendiskusikan ide-ide.
o Bagus dalam pendidikan tradisional yang
mengutamakan verbal dan juga dalam mengarjakan
tes.
o Pencari fakta yang tekun dan teliti.
o Bagus dalam menciptakan konsep dan modelmodel.
o Tidak seemosional innovator.
o Memilih struktur yang lebih berdasar logika
dan rasionalitas.
o Perencana yang sistematis.
- Common Sense Learner
(mengaplikasikan = memikirkan dan melakukan)
o Memecahkan masalah secara aktif, belajar
melalui pencarian, sentuhan, memanipulasi,
membentuk, dan tugas-tugas spasial.
o Suka memecahkan masalah mereka sendiri,
mencoba hal-hal untuk diri mereka sendiri, dan
menguji apa pun yang mereka pelajari secara fisik.
o Menikmati kompetisi.
o Toleransi terhadap ambiguitas cenderung
rendah dan lebih suka berhubungan dengan hal-hal
yang sudah jelas.
o Cenderung deduktif, beorientasi pada
berpikir, dan sistematis dalam belajar.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
- Dynamic Learner
(membentuk = membentuk dan melakukan)
o Belajar dengan menemukan sendiri, mencoba
dengan trial & error, dan bekerja secara mandiri.
o Suka tugas-tugas terbuka yang memerlukan
pengambilan resiko.
o Suka dan mudah menyesuaikan diri dengan
perubahan.
o Suka membuat langkah-langkah intuitif untuk
memecahkan masalah.
o Antusias dan ambisius.
Multiple Intelligence
- Kecerdasan Linguistic- Verbal
- Kecerdasan Logika-Matematika
- Kecerdasan Musikal
- Kecerdasan Visual-Spasial
- Kecerdasan Body-Kinestetik
- Kecerdasan Interpersonal
- Kecerdasan Intrapersonal
- Kecerdasan Naturalis
4. Implikasi Perbedaan Individu dalam Proses Pembelajaran
Tugas:
· Buatlah contoh implikasi perbedaan individu dalam proses pembelajaran.
· Beri penjelasan berdasarkan macam-macam perbedaan individu yang ada.
· Format: makalah sederhana, ketik komputer, tidak perlu dijilid, beri halaman
judul lengkap dengan nama, kelas, NIM.
· INDIVIDUAL, tidak boleh kerja kelompok!
· Nilai tugas ini sebagai tambahan nilai akhir UAS Psikologi Pendidikan.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
Oleh: Arumi SavitriFatimaningrum, S. Psi.
1. DEFINISI
Pendidikan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991):
proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan (Poerbakawatja & Harahap):
Usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu
diartikan sebagai kemampuan untuk bertangung jawab terhadap segala perbuatannya.
Pendidikan tergantung dari masing-masing individu, meski begitu bisa ditarik kesimpulan
bahwa ada kesamaan tujuan dari pendidikan, yaitu adanya perubahan tingkah laku dari
suatu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan yang lebih maju, atau
mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh individu agar menjadi maksimal.
Pendidikan dapat juga diartikan sebagai usaha yang sadar, sengaja, dan bertanggung jawab
yang dilakukan pendidik ke anak didik agar meningkat ke taraf yang lebih maju.
Pendidikan sebagai suatu produk meliputi semua perubahan yang berlangsung sebagai
hasil partisipasi individu dalam pengalaman-pengalaman belajar.
Psikologi Pendidikan: Psikologi yang mempelajari penggunaan psikologi dalam masalah
pendidikan.
Witherington:
studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
pendidikan manusia.
Crow & Crow:
memberikan gambaran dan penerapan tentang pengalaman-pengalaman belajar seorang
individu sejak dilahirkan s/d usia tua. Pokok persoalannya adalah keadaan-keadaan yang
dapat digunakan untuk mempelajari belajar.
Sumadi Suryabrata:
pengetahuan psikologi mengenai anak didik dalam situasi pendidikan.
Sri Partini Suardiman:
ilmu pengetahuan yang memnyelidiki gejala-gejala kejiwaan individu dalam situasi
pendidikan.
Psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
segi-segi psikologi dalam situasi pendidikan.
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari
penerapan teori-teori psikologi dalam bidang pendidikan.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
2. RUANG LINGKUP
Glenn M. Blair:
1. Pertumbuhan dan perkembangan pada umumnya
2. Psikologi anak
3. Kesehatan mental guru dan murid
4. Kecerdasan
5. Individual differences
6. Hakekat perbuatan belajar
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar
8. Masalah-masalah dalam transfer of learning
9. Tes dan soal penilaian dan pengukuran
10. Teori dasar tentang motivasi
11. Arti motivasi dalam pengajaran
12. Perkembangan sosial dan emosional
3. PERAN & SUMBANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Menurut Crow&Crow, pendidikan terdiri dari:
1. Pendidikan Informal
Didapat dari belajar yang secara relative kurang atau tanpa disadari, yang
berlangsung bebas menyertai kehidupan sehari-hari.
2. Pendidikan Formal
Didapat dari belajar yang mempergunakan program terencana, biasanya disebut
pendidikan sekolah.
Psikologi Pendidikan di sekolah berusaha memecahkan masalah-masalah sbb:
a. pengaruh pembawaan dan lingkungan atas belajar;
b. teori dan proses belajar;
c. hubungan antara taraf kematangan dan taraf kesiapan belajar;
d. individual differences dan pengaruhnya terhadap hasil pendidikan;
e. perubahan batiniah yang terjadi selama belajar;
f. hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar;
g. teknik evaluasi yang efektif atas kemajuan yang dicapai anak didik;
h. perbandingan hasil pendidikan formal dan informal atas individu;
i. nilai sikap ilmiah terhadap pendidikan yang dimiliki para petugas pendidikan
(guru); dan
j. pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterima. (Suryabrata,
1988)
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
PERBEDAAN INDIVIDU
(INDIVIDUAL DIFFERENCES)
1. Pengertian Perbedaan Individu
Keunikan yang ada pada masing-masing individu yang akan membedakan cara
berpikir, berperasaan, dan bertindak. Tidak ada individu yang sama dengan individu
lain, sekalipun kembar identik.
2. Sumber Perbedaan Individu
a. Faktor Bawaan
Yaitu faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetik
orang tuanya.
Proses ini dimulai sejak masa konsepsi (pembuahan), + 280 hari sebelum
kelahiran.
Pada masing-masing sel reproduksi terdapat 23 pasang kromosom.
Kromosom adalah partikel seperti benang yang masing-masing di dalamnya
terdapat untaian partikel yang sangat kecil (= gen).
Gen adalah pembawa ciri bawaan yang diwariskan orang tua kepada
keturunannya. Jumlah gen dalam genome (= kumpulan gen) sekitar 60.000 –
150.000. Masing-masing gen mengandung potensi ciri bawaan fisik dan mental.
Mempengaruhi: bentuk tubuh, kekuatan fisik, kecerdasan.
b. Faktor Lingkungan
· Status Sosial Ekonomi Orang tua
- tingkat pendidikan orang tua
- pekerjaan orang tua
- penghasilan orang tua
Berimplikasi pada perbedaan aspirasi orang tua terhadap pendidikan
anak, aspirasi anak tehadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan
pada anak, dan waktu yang disediakan untuk anak-anaknya.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
· Pola Asuh Orang tua
- Otoriter: menekankan pada pengawasan orang tua pada anak
untuk mendapatkan ketaatan atau kepatuhan.
Ortu bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung
mengekang keinginan anak.
Anak menjadi kurang inisiatif, cenderung ragu, dan mudah
gugup. Karena sering mendapat hukuman anak menjadi tidak
disiplin dan nakal.
- Permissive: ortu memberi kebebasan sebanyak mungkin
kepada untuk mengatur dirinya sendiri, anak tidak dituntut
untuk bertanggungjawab, dan tidak banyak dikontrol oleh
ortu.
- Authoritative: adanya hak dan kewajiban ortu dan anak, yang
berarti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung
jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar berdisiplin.
· Budaya
- ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
- sistem sosial: aktifitas dan tindakan berpola dari manusia dan
masyarakat
- benda-benda hasil karya manusia
· Urutan Kelahiran
Disebabkan oleh perbedaan perlakuan dari ortu maupun anggota
keluarga lainnya terhadap anak.
3. Macam-m acam Perbedaan Individu
a. Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender
Jenis kelamin mengacu pada perbedaan biologis antara laki-laki dan
perempuan. Gender merupakan aspek psikososial (dibangun secara sosial
agama) antara laki-laki dan perempuan.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
Perbedaan gender termasuk dalam hal peran, tingkah laku, kecenderungan,
sifat, dan atribut lain yang menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki atau
perempuan dalam kebudayaan yang ada.
Perbedaan gender muncul dari perbedaan cara dalam memperlakukan anak
laki-laki dan perempuan yang dilakukan secara terus menerus, diturunkan
secara kultural, dan terinternalisasi menjadi kepercayaan dari generasi ke
generasi dan diyakini sebagai ideologi.
b. Perbedaan Gender dan Prestasi di Kelas
Hampir tidak ada penelitian yang membuktikan pengaruh perbedaan jenis
kelamin sebagai penentu prestasi di kelas. Perbedaan prestasi antara siswa lakilaki
dan perempuan lebih disebabkan karena faktor sosial dan kultural.
c. Perbedaan Kemampuan
Kemampuan secara sederhana dapat diartikan sebagai kecerdasan.
Kemampuan umum didefinisikan sebagai prestasi komparatif individu dalam
berbagai tugas, termasuk memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas.
Lebih jauh lagi kemampuan juga meliputi kapasitas individu untuk memahami
tugas, menemukan strategi pemecahan yang cocok, serta prestasi individu
dalam sebagian besar tugas-tugas belajar.
Perbedaan kecerdasan dapat dipahami dari perbedaan skor IQ yang
dihasilkan dari tes kecerdasan. Perbedaan kecerdasan manusia mengikuti suatu
distribusi normal, dari 0-200 dengan rata-rata 100. Distribusi IQ yang
digunakan menurut tabel yang dikembangkan oleh Wechsler.
Gifted
Adalah individu yang memiliki IQ di atas 130, sekitar 1% dari
populasi. Anak-anak gifted lebih banyak berasal dari kelas sosial ekonomi
yang tinggi.
Sebagian besar sukses dan berprestasi. Namun sebagian lagi terlibat
dalam perkara kriminal, drop out dini dari sekolah, atau gagal dalam
beberapa pekerjaan. Hal ini disebabkan karena secara emosional kurang
matang atau kurang motivasi dibandingkan yang lain.
Menurut Renzulli ada tiga ciri pokok anak gifted, yaitu:
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
- kemampuan umum di atas rata-rata
- kreatifitas di atas rata-rata
- komitmen terhadap tugas cukup tinggi
Anak-anak gifted beresiko mengalami kesulitan serius di sekolah,
jumlahnya sekitar 5-10% dari total anak gifted. Gejala-gejala dari anak
gifted yang mengalami kesulitan belajar di antaranya adalah:
· menunjukkan hiperaktifitas di sela-sela konsentrasi yang intensif
· mudah terganggu situasi gaduh
· tidak dapat mengingat perintah tiga tahap
· sulit belajar fonem
· sulit mengeja
· sulit belajar fakta-fakta matematis
· minta mengulangi perintah
· tidak mampu mengerjakan tes
· tulisannya tidak terbaca
· tidak menyelesaikan tugas tertulis
· sulit mencatat di kelas
· sulit menyelesaikan tugas-tugas sederhana, tapi bagus dalam
konsep
· tidak merespon remedial dengan baik
· lemah dalam beberapa pelajaran tapi bagus dalam mata pelajaran
lain
Anak-anak gifted perlu mendapat perhatian. Pendidikan harus
disesuaikan atau memusatkan pada kekuatan, minat, dan kapasitas
intelektual mereka yang superior. Untuk anak-anak yang mengalami
kesulitan belajar perlu menggunakan strategi-strategi kompensasi, yang
meliputi teknologi dan komunikasi yang bervariasi.
Retarded
Adalah individu yang memiliki IQ di bawah 70.
Klasifikasi dari Panel Mental Retardasi adalah sebagai berikut:
Mild Retardation (IQ 50-70)
- tidak tampak sebagai anak retarded oleh orang biasa
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
- dapat belajar ketrampilan praktis, membaca atau menghitung
sampai level kelas 6 SD, tapi harus dididik di sekolah luar
biasa bukan sekolah umum
- dapat mencapai ketrampilan sosial dan pekerjaan untuk
pemeliharaan diri tapi dilakukan dengan lamban
- dapat dibimbing untuk penyesuaian sosial
- membutuhkan dukungan dan bimbingan berkala saat
mengalami tekanan ekonomi atau sosial yang tidak biasa
Moderate Retardation (IQ 36-50)
- lambat dalam bergerak dan berbicara
- bisa dilatih mengerjakan tugas-tugas sederhana untuk
menolong diri
- dapat berkomunikasi secara sederhana
- dapat dilatih ketrampilan-ketrampilan tangan sederhana
- mampu berjalan sendiri di tempat-tempat yang dikenal
- tidak mampu merawat diri sendiri
Severe Retardation (IQ 20-35)
- lambat dalam perkembangan motorik
- sedikit atau tanpa kemampuan berkomunikasi
- masih bisa dilatih untuk ketrampilan dasar menolong diri
sendiri
- dapat melakukan aktifitas sehari-hari yang sifatnya rutin dan
berulang
- membutuhkan petunjuk dan pengawasan dalam sebuah
lingkungan yang terlindung
Profound Retardation (IQ di bawah 20)
- memiliki kapasitas minimal dalam fungsi-fungsi sensori
motor
- lambat dalam semua aspek perkembangan
- menunjukkan emosi dasar
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
- mungkin mampu dilatih untuk menggunakan tangan, kaki,
dan rahang
- membutuhkan pengawasan yang ketat dan perawatan
- bicara primitif
- tidak mampu merawat diri
d. Perbedaan Kepribadian
· Model Big Five
- Ekstroversion
- Agreeableness
- Conscientinousness
- Neuroticism atau sebaliknya stabilitas emosi
- Openness to Experience
· Model Brigg-Myers (MBTI)
- Ekstraversion (E) vs Introversion (I)
- Sensing (S) vs Intuition (N)
- Thinking (T) vs Feeling (F)
- Judging (J) vs Perceptive (P)
e. Perbedaan Gaya Belajar
Model Feider & Solomon
- Active & Reflective Learners
Active learner Reflective learner
Mendiskusikan, mengaplikasikan,
atau menjelaskan pengetahuannya
pada orang lain
Memikirkan pengetahuan yang
didapatkannya
“Coba dulu dan lihat hasilnya” “Mari pikirkan dahulu”
Belajar dalam kelompok Belajar sendiri
Lebih tekun dalam menulis pelajaran Kurang tekun dalam menulis
pelajaran
- Sensing & Intuitive Learners
Sensing learner Intuitive learner
Suka mempelajari fakta Memilih menemukan kemungkinan
dan hubungan
Menyukai pemecahan masalah
dengan menggunakan cara-cara yang
sudah pasti, tidak menyukai
komplikasi dan kejutan
Menyukai inovasi dan tidak suka
pengulangan
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
Suka pada sesuatu yang rinci,
memiliki ingatan yang bagus
terhadap fakta-fakta, mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan di laboratorium
Bagus dalam menemukan konsepkonsep
baru, lebih nyaman dengan
abstraksi dan formulasi matematik
Lebih praktis dan hati-hati Lebih cepat bekerja dan inovatif
Tidak menyukai kursus atau pelatihan
yang tidak berhubungan dengan
dunia nyata
Tidak menyukai kursus atau
pelatihan menekankan pada ingatan
perhitungan rutin.
- Visual & Verbal Learners
Visual learner Verbal learner
Memiliki ingatan yang bagus
terhadap apa yang dilihatnya:
gambar, diagram, flow chart, film,
dan peragaan
Mudah mengingat kata-kata, baik
tertulis maupun penjelasan lisan
- Sequential & Global Learners
Sequential learner Global learner
Memahami melalui langkah-langkah
yang linier, setiap langkah mengikuti
langkah sebelumnya secara logis
Belajar melalui lompatan-lompatan
besar, menyerap info secara acak
tanpa melihat hubungannya dan
tiba-tiba dapat menemukan
hubungannya
Mencari solusi dengan mengikuti
langkah-langkah yang logis
Mampu memecahkan masalah
kompleks dengan cepat atau
mengumpulkan sesuatu secara
bersama-sama dalam suatu cara
yang baru, tetapi mungkin
mengalami kesulitan dalam
menjelaskannya
4MAT System
- Innovative Learner
(mengalami = merasakan dan merefleksikan)
o Suka berbicara mengenai pengalaman dan
perasaan mereka, bertanya, atau bekerja dalam
kelompok.
o Suka belajar masalah-masalah yang
berhubungan dengan kehidupan nyata, diasuh oleh
guru, diberi jawaban atas pertanyaan “mengapa”.
o Mempercayai pengalaman sendiri dan dapat
melihat situasi baru dari berbagai perspektif.
o Merupakan orang-orang yang penuh ide.
o Dapat mempengaruhi orang lain dan
cenderung emosional.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
- Analytic Learner
(mengkonseptualisasikan = merefleksikan dan memikirkan)
o Berorientasi pada pengetahuan, konseptual,
dan keteraturan.
o Suka belajar dari ceramah-ceramah, bekerja
secara mandiri, serta mendiskusikan ide-ide.
o Bagus dalam pendidikan tradisional yang
mengutamakan verbal dan juga dalam mengarjakan
tes.
o Pencari fakta yang tekun dan teliti.
o Bagus dalam menciptakan konsep dan modelmodel.
o Tidak seemosional innovator.
o Memilih struktur yang lebih berdasar logika
dan rasionalitas.
o Perencana yang sistematis.
- Common Sense Learner
(mengaplikasikan = memikirkan dan melakukan)
o Memecahkan masalah secara aktif, belajar
melalui pencarian, sentuhan, memanipulasi,
membentuk, dan tugas-tugas spasial.
o Suka memecahkan masalah mereka sendiri,
mencoba hal-hal untuk diri mereka sendiri, dan
menguji apa pun yang mereka pelajari secara fisik.
o Menikmati kompetisi.
o Toleransi terhadap ambiguitas cenderung
rendah dan lebih suka berhubungan dengan hal-hal
yang sudah jelas.
o Cenderung deduktif, beorientasi pada
berpikir, dan sistematis dalam belajar.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
- Dynamic Learner
(membentuk = membentuk dan melakukan)
o Belajar dengan menemukan sendiri, mencoba
dengan trial & error, dan bekerja secara mandiri.
o Suka tugas-tugas terbuka yang memerlukan
pengambilan resiko.
o Suka dan mudah menyesuaikan diri dengan
perubahan.
o Suka membuat langkah-langkah intuitif untuk
memecahkan masalah.
o Antusias dan ambisius.
Multiple Intelligence
- Kecerdasan Linguistic- Verbal
- Kecerdasan Logika-Matematika
- Kecerdasan Musikal
- Kecerdasan Visual-Spasial
- Kecerdasan Body-Kinestetik
- Kecerdasan Interpersonal
- Kecerdasan Intrapersonal
- Kecerdasan Naturalis
4. Implikasi Perbedaan Individu dalam Proses Pembelajaran
Tugas:
· Buatlah contoh implikasi perbedaan individu dalam proses pembelajaran.
· Beri penjelasan berdasarkan macam-macam perbedaan individu yang ada.
· Format: makalah sederhana, ketik komputer, tidak perlu dijilid, beri halaman
judul lengkap dengan nama, kelas, NIM.
· INDIVIDUAL, tidak boleh kerja kelompok!
· Nilai tugas ini sebagai tambahan nilai akhir UAS Psikologi Pendidikan.
Arumi Savitri F Materi Psikologi Pendidikan UNY
Noun Clause Only
Noun Clause adalah sebuah
klausa yang berfungsi sebagai noun
1.
Noun clause sebagai subject
subordinator (question word/if atau whether/that) + Subject + Predicate
subordinator (question word/if atau whether/that) + Subject + Predicate
Example : What you said is not my concern
Noun clause
2.
Noun clause sebagai object
Subject + Verb + [subordinator (question word/if atau whether/that) + Subject + Predicate]
Subject + Verb + [subordinator (question word/if atau whether/that) + Subject + Predicate]
Example : I don’t know
what you
said
Main
clause Noun Clause
3.
Noun
clause sebagai complement
S + V (BE) + [subordinator (question word/if atau whether/that) + Subject
+ Predicate]
Example
: The good news is that the culprit has been
put into the jail.
S V.be N.C
Sebagai complement
Example : This is what I want.
4.
Noun
clause sebagai object preposisi (object of a preposition)
S + V + preposition
+ [subordinator (question word/if atau whether/that)
+ S + Predicate]
I am
responsible for what she did last night.
S V Preposition [subordinator
(question word/if atau whether/that)+S+V]
Please
listen to what your teacher is saying.
Preposition [subordinator (question word/if atau whether/that) + Subject
+ V]
5.
Noun Clause sebagai adjective complement
S + V (Be) + Adj + [subordinator (question
word/if atau whether/that) + S + Predicate]
Example : I am sad if you are not the special one
S V (be)
Adj Noun clause
Senin, 17 Februari 2014
Peristiwa Bersejarah Islam di Bulan Ramadhan.
1. Pembebasan Makkah (Fathul Makkah)
Apa itu Fathul Makkah? Peristiwa Fathul Makkah adalah sebuah peristiwa di mana akhirnya Nabi Muhammad dan para sahabat berhasil menguasai Makkah dan menghancurkan berhala-berhala di sekitarnya. Sehingga Ka'bah kembali suci. Peristiwa ini bermula dari perjanjian Hudaibiyah tahun 628 M. Ini adalah perjanjian antara kaum muslimin dan kaum Quraisy. Perjanjian ini terjadi ketika satu rombongan yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad hendak melaksanakan haji di Baitullah. Namun, pihak Quraisy melihatnya sebagai sebuah ancaman. Jika orang-orang dari Madinah, yang notabene adalah rival dari kafir Quraisy datang ke Makkah, maka apa tanggapan orang-orang nanti? Untuk itulah, pemuka-pemuka Quraisy dengan segala daya upaya menyusun sebuah strategi, yaitu mengikat kaum muslimin dalam suatu perjanjian agar tidak dapat leluasa mengunjungi Makkah. Dan terjadilah perjanjian Hudaibiyah. Ketakutan kaum kafir Quraisy ini wajar muncul, sebab setelah Nabi saw dan beberapa ratus sahabat hijrah dari Makkah menuju Yatsrib (Madinah), antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy hampir selalu terjadi peperangan yang tak terelakkan. Dalam pengepungan selama 20 hari oleh 10 ribu pasukan Quraisy terhadap Madinah pada tahun 627 M, Nabi Muhammad saw dan 3.000 umat Islam berhasil mempertahankan Madinah.
Isi perjanjian Hudaibiyah antara lain:
Akhirnya pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, Nabi Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah, dan kemudian menguasai Makkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikit pun, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka'bah.
2. Bulan Diturunkan Alquran
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Alquran: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)..." (QS Al Baqarah: 185)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Allah SWT memuji Ramadan di antara bulan-bulan lainnya, karena Dia telah memilihnya di antara semua bulan sebagai bulan yang padanya diturunkan Al-quran yang agung". Sebagaimana Allah mengkhususkan Ramadan sebagai bulan diturunkannya Alquran, sesungguhnya telah disebutkan oleh hadits bahwa pada bulan Ramadhan pula kitab Allah lainnya diturunkan kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad saw.
Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya meriwayatkan: "Lembaran-lembaran (shuhuf) Nabi Ibrahim diturunkan pada permulaan malam Ramadan dan kitab Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadan, dan kitab Injil diturunkan pada tanggal tiga belas Ramadan, sedang Alquran diturunkan pada tanggal dua puluh empat Ramadhan.” (HR. Ahmad dalam Musnad, dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 1575)
1. Pembebasan Makkah (Fathul Makkah)
Apa itu Fathul Makkah? Peristiwa Fathul Makkah adalah sebuah peristiwa di mana akhirnya Nabi Muhammad dan para sahabat berhasil menguasai Makkah dan menghancurkan berhala-berhala di sekitarnya. Sehingga Ka'bah kembali suci. Peristiwa ini bermula dari perjanjian Hudaibiyah tahun 628 M. Ini adalah perjanjian antara kaum muslimin dan kaum Quraisy. Perjanjian ini terjadi ketika satu rombongan yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad hendak melaksanakan haji di Baitullah. Namun, pihak Quraisy melihatnya sebagai sebuah ancaman. Jika orang-orang dari Madinah, yang notabene adalah rival dari kafir Quraisy datang ke Makkah, maka apa tanggapan orang-orang nanti? Untuk itulah, pemuka-pemuka Quraisy dengan segala daya upaya menyusun sebuah strategi, yaitu mengikat kaum muslimin dalam suatu perjanjian agar tidak dapat leluasa mengunjungi Makkah. Dan terjadilah perjanjian Hudaibiyah. Ketakutan kaum kafir Quraisy ini wajar muncul, sebab setelah Nabi saw dan beberapa ratus sahabat hijrah dari Makkah menuju Yatsrib (Madinah), antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy hampir selalu terjadi peperangan yang tak terelakkan. Dalam pengepungan selama 20 hari oleh 10 ribu pasukan Quraisy terhadap Madinah pada tahun 627 M, Nabi Muhammad saw dan 3.000 umat Islam berhasil mempertahankan Madinah.
Isi perjanjian Hudaibiyah antara lain:
- Pertama, gencatan senjata selama sepuluh tahun
- Kedua, orang Islam dibenarkan memasuki Makkah pada tahun berikutnya, tinggal di sana selama tiga hari saja dengan hanya membawa sebilah senjata.
- Ketiga, bekerja sama dalam perkara yang membawa kepada kebaikan.
- Keempat, orang Quraisy yang lari ke pihak Islam harus dikembalikan ke Makkah.
- Kelima, orang Islam yang lari ke Makkah tidak dikembalikan ke Madinah,
- keenam, kedua belah pihak boleh membangun kerja sama dengan kabilah lain tapi tidak boleh membantu dalam hal peperangan.
Akhirnya pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, Nabi Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah, dan kemudian menguasai Makkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikit pun, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka'bah.
2. Bulan Diturunkan Alquran
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Alquran: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)..." (QS Al Baqarah: 185)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Allah SWT memuji Ramadan di antara bulan-bulan lainnya, karena Dia telah memilihnya di antara semua bulan sebagai bulan yang padanya diturunkan Al-quran yang agung". Sebagaimana Allah mengkhususkan Ramadan sebagai bulan diturunkannya Alquran, sesungguhnya telah disebutkan oleh hadits bahwa pada bulan Ramadhan pula kitab Allah lainnya diturunkan kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad saw.
Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya meriwayatkan: "Lembaran-lembaran (shuhuf) Nabi Ibrahim diturunkan pada permulaan malam Ramadan dan kitab Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadan, dan kitab Injil diturunkan pada tanggal tiga belas Ramadan, sedang Alquran diturunkan pada tanggal dua puluh empat Ramadhan.” (HR. Ahmad dalam Musnad, dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 1575)
Langganan:
Postingan (Atom)